Pengguna schoolpad pastinya sudah tau ada dua tipe simulasi kelulusan yang bisa kalian pakai di schoolpad untuk memprediksi peluang kalian dalam SBMPTN: Rasionalisasi dan Passing Grade.
Melalui tulisan ini akan dijelaskan secara singkat bagaimana masing-masing simulasi bekerja berikut dengan kelebihan dan kekurangannya.
Passing Grade
Dalam konteks SBMPTN, PG (Passing Grade) adalah nilai UTBK minimum yang harus diperoleh peserta untuk dapat lulus pada jurusan tertentu. Kalo di perkuliahan PG juga ada, misalnya nilai minimum dalam ujian untuk dapatin nilai A, rentang nilai untuk dapatin nilai B, dst.
Balik ke UTBK, apa nih yang dibutuhkan untuk menentukan nilai PG? Ambil contoh misalnya Pendidikan Dokter UI. Dari hasil SBMPTN 2019 dilaporkan nilai minimum untuk diterima di jurusan ini 724.38. Di laman LTMPT, tahun 2019 daya tampung PD UI = 72. Artinya siswa ranking ke 72 yang keterima di PD UI nilainya 724,38. So, misal kamu bikin simulasi, berandai² kamu ikutan UTBK 2019, kalau kamu pengen lulus di UI tahun itu ya minimal nilai nya 724,38.
Q: Wait, tapi soalnya kan gak sama, pesertanya gak sama, apa bisa 724,38 itu dipakai?
A: Bisa, tapi ada cara agar simulasinya lebih akurat. Di schoolpad, data seperti 724,38 kita bandingkan dengan data nilai UTBK 2019, lalu kita hitung, 724,38 itu kira² berapa persen dari nilai maksimum (nilai max) yang mungkin dicapai. Kalau nilai max nya 1000, artinya PG PD UI 72,438%
Q: Gimana Schoolpad ngitung nilai max dari UTBK 2019?
A: Menggunakan data yang published oleh panitia + model IRT. Kalo kamu yang udah familiar dengan laporan TO schoolpad, selain nilai kamu, schoolpad juga nyediain info nilai tertinggi dan nilai max kan.
-
Kekurangan dari PG:
1. We've tried our best, tapi nilai PG tetap bisa salah. Namun jangan khawatir, melesetnya gak akan jauh.
2. Tidak semua jurusan ada datanya yang bisa diolah untuk ngedapatin PG
-
Kelebihannya:
Karena pendekatannya nilai dimana data menunjukkan dari tahun ketahun hasilnya relatif stabil, khususnya untuk jurusan-jurusan TOP (istilahnya TOP 500), PG bisa dijadikan acuan yang lebih akurat untuk kamu yang ambis dan nargetin jurusan-jurusan favorit.
Rasionalisasi
Ini tipe simulasi yang mungkin kalian sudah cukup familiar karena banyak digunakan diberbagai platform TO yang ada. Simulasi ini menggunakan pendekatan ranking. Misal kamu ingin masuk Teknik Mesin Unand.
TeknikMesin UnandTr.png
15.8 KB
Seperti yang terlihat pada data di atas, pada SBMPTN 2019 hanya 7,96% peminat yang diterima, 3,61% di SBMPTn 2018, dan seterusnya. Artinya hanya peserta yang rankingnya berada di top 7,96% atau di 92,04 persentil yang diterima pada SBMPTN 2019. Sementara pada SBMPTN 2018 lebih ketat lagi, hanya yang berada di top 96,39% yang diterima.
Menggunakan data ini, misal pada suatu pelaksanaan TO ada 100 orang peserta yang milih Teknik Mesin Unand. Jika TO tersebut mensimulasikan SBMPTN 2019, artinya yang dinyatakan lulus hanya yang diranking 7 teratas (atau 8 kalau kita lakukan pembulatan) sementara untuk UTBK 2018, yang lulus hanya ranking 3 teratas (atau 4 kalau kita lakukan pembulatan)
-
Kelebihan dari metode Rasionalisasi adalah karena datanya tersedia dengan baik.
-
Challange-nya: simulasi ini berjalan baik apabila jumlah peserta yang meminati suatu jurusan pada suatu TO representatis (banyak).
-
Kekurangannya: Simulasinya bisa misleading.
Misal kamu pengen masuk Pendidikan Dokter UI.
Kedokteran UITr.png
17 KB
Tahun 2019, 7,34% peminat diterima. Artinya dari sisi "keketatan persaingan" mirip-mirip dengan Teknik Mesin Unand. Bahkan, data menunjukkan ada jurusan yang "lebih ketat" persaingannya dari pada Kedokteran UI. Tapi, kalau kita lihat data nilai, Kedokteran UI adalah jurusan dengan nilai rata-rata tertinggi pada SBMPTN 2019 dengan nilai minimal untuk diterima 724, 38 sementara nilai max 798.55. Dalam skala nilai IRT yang banyak dipakai, perbedaan nilai ranking 1 dan ranking 70 (total kursi tersedia) setara dengan 1 atau 2 soal.
Kekurangan lain adalah, misal ada 100 peserta yang pengen masuk Pendidikan Dokter UI pada suatu TO. Tidak peduli berapa pun nilai seseorang, selama dia rankingnya TOP 7, dia akan dinyatakan lulus. Bisa saja, dari 50 orang dari 100 orang peserta yang ikut pengen masuk UI di TO tadi nilainya sudah di atas PG, tapi karena rankingnya tidak cukup jadinya dinyatakan tidak lulus.
Inftytr.png
17.1 KB
Saran
Buat kamu yang menargetkan jurusan-jurusan yang tergabung dalam TOP 500 schoolpad menyarankan kamu membandingkan hasil dari kedua simulasi, PG + Rasionalisasi. Idealnya kamu harus lulus dikedua simulasi. Prioritas berikutnya di PG, lalu Rasionalisasi.
Selamat Berkompetisi